Adopsi kripto di Asia Tenggara dinobatkan sebagai yang tercepat di Dunia dalam beberapa tahun terakhir ASEAN diberitakan menjadi salah satu kawasan dengan pertumbuhan global tercepat dalam adopsi mata uang kripto.
Hal yang membuat Asia tenggara sebagai lahan paling subur untuk adopsi Kripto adalah karena asia tenggara memiliki Pendekatan liberal di pasar kripto, pertumbuhan infrastruktur digital dan kurangnya lembaga perbankan formal.
Menurut data, Pasar perdagangan kripto akan mencapai US$ 1.787 juta atau sekitar Rp 27,5 Triliun pada tahun 2024 dengan proyeksi tingkat pertumbahan tahunan gabungan sbesar 8,75%. Perusahaan Chainalysis menyatakan bahwa Thailand, Filipina, dan Vietnam memimpin adopsi cryptocurrency di kawasan ini dan dunia. Sedangkan negara Singapura dan Thailand telah maju dalam pendekatan positif dalam hal pengembangan teknologi seperti teknologi blockchain, memfasilitasi pengembangan berbagai proyek mata uang kripto dan menciptakan lingkungan yang aman untuk investasi teknologi. Berdasarkan laporan Forum Ekonomi Dunia setiap enam dari 10 masyarakat Asia Tenggara tidak memiliki akses terhadap bank atau masih kurang layanan perbankan pada akhir tahun 2022.
Selain itu kurangnya akses terhadap lembaga perbankan formal telah mengakibatkan lebih dari 60% perusahaan Mikro yang disurvei, UMKM tidak mampu mendapaatkan pinjaman dari bank.
Data analitik mengungkapkan bahwa pemerintah AS memegang kripto teratas memiliki simpanan melebihi 212.847 Bitcoin di samping beberapa mata uang kripto lainnya termasuk ETH. Di nomor 2 ada pemeirntah jerman dengan 61.245 BTC.