Pidato terbaru Jorome Powell, yang disampaikan dini hari tadi waktu Indonesia, tidak memberikan kejelasan arah kebijakan moneter dalam waktu dekat. Banyak investor mengharapkan pernyataan yang akan menandakan peralihan ke arah kebijakan ekonomi yang lebih dovish, terutama setelah inflasi mereda dari puncaknya. Ekspektasi penurunan suku bunga juga meningkat dalam beberapa minggu terakhir.
Namun, pernyataan Powell tetap netral dan hati-hati. Hal ini menyebabkan reaksi kecewa dari pasar, termasuk investor kripto. Artikel ini membahas isi pidato dan dampak potensialnya terhadap pergerakan harga Bitcoin. Dalam pidatonya, Jerome Powell mengatakan bahwa ekonomi AS tetap tangguh meskipun pertumbuhannya melambat. Prakiraan awal untuk pertumbuhan PDB pada kuartal pertama menunjukkan perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara industri otomotif mencatat penjualan yang kuat, belanja konsumen secara keseluruhan hanya naik sedikit. Peningkatan impor di awal tahun juga menjadi hal yang mengkhawatirkan, karena terkait dengan upaya perusahaan mengantisipasi penerapan tarif baru.
Pasar tenaga kerja harus tetap stabil. Dalam tiga bulan pertama tahun ini, pertumbuhan lapangan kerja rata-rata 150.000 pekerjaan per bulan. Pengangguran tetap stabil pada tingkat yang rendah.Rasio lowongan kerja terhadap pencari kerja tetap sedikit di atas 1, mendekati tingkat sebelum pandemi. Powell juga menekankan bahwa meskipun pertumbuhan upah melambat, namun pertumbuhan tersebut masih di atas tingkat inflasi.
Mengenai inflasi, Powell mengatakan laju kenaikan harga telah melambat secara signifikan sejak mencapai puncaknya pada pertengahan 2022. Namun, inflasi tetap di atas target.
Data terbaru menunjukkan bahwa indeks harga PCE naik sebesar 2,3% selama 12 bulan terakhir, sementara indeks harga inti PCE naik sebesar 2,6%.