Investasi di sektor kecerdasan buatan (AI) di Asia Tenggara diperkirakan akan menembus angka USD 12 miliar sepanjang tahun 2025, berdasarkan laporan terbaru dari firma konsultan global McKinsey & Company. Angka ini mencerminkan pertumbuhan lebih dari 30% dibandingkan tahun sebelumnya, seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi AI di berbagai sektor industri di kawasan ini.

Indonesia dan Singapura Jadi Magnet Investasi
Indonesia dan Singapura tercatat sebagai dua negara dengan porsi investasi terbesar. Indonesia diprediksi menyerap lebih dari USD 3,5 miliar, terutama di sektor e-commerce, fintech, dan layanan publik berbasis AI. Sementara itu, Singapura tetap menjadi pusat inovasi teknologi di Asia Tenggara, dengan fokus utama pada AI untuk sektor kesehatan, keuangan, dan smart city.
Beberapa sektor yang menjadi fokus investasi AI tahun ini antara lain:
Fintech & Perbankan Digital: untuk otomasi penilaian risiko dan fraud detection.
E-commerce & Retail: personalisasi pengalaman pelanggan melalui AI berbasis data besar.
Kesehatan: pengembangan diagnosis berbasis machine learning dan chatbot medis.
Manufaktur: implementasi AI dalam predictive maintenance dan otomatisasi proses.
Dengan proyeksi investasi yang terus naik, Asia Tenggara sedang bersiap menjadi pemain penting dalam revolusi AI global. Pemerintah, industri, dan institusi pendidikan di kawasan ini dituntut untuk bersinergi agar dapat mengoptimalkan manfaat AI secara inklusif dan berkelanjutan.