Pasar saham global mengalami guncangan hebat pada bulan April 2025 karena kebijakan tarif impor agresif yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump. Pada April 2025, Trump mengumumkan tarif minimum 10% pada hampir semua impor, dengan tarif khusus hingga 145% pada produk dari China. Langkah ini memicu aksi jual besar-besaran di pasar keuangan global dan meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya resesi global.

Dampak langsung pada pasar saham
- Amerika Serikat: Dalam dua hari setelah pengumuman tarif, indeks Nasdaq turun 11,4%, S&P 500 turun 10,5%, dan Dow Jones turun 9,3%. Pasar saham AS kehilangan nilai lebih dari $6,6 triliun, mencatat kerugian dua hari terbesar dalam sejarah.
- Global: Indeks MSCI World turun 9,3%, FTSE MIB Italia turun 9,9%, DAX Jerman turun 7,8%, dan FTSE 100 Inggris turun 6,4%.
Sebagai tanggapan, Tiongkok mengenakan tarif pembalasan sebesar 34% pada April 2025. Negara-negara lain seperti Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa juga mempertimbangkan langkah serupa. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran tentang perang dagang yang lebih luas dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Efek jangka panjang
Meskipun ada keringanan sementara, banyak analis memperingatkan bahwa kebijakan tarif ini dapat memiliki efek jangka panjang pada rantai pasokan global, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi. Investor disarankan untuk tetap waspada dan mempertimbangkan diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko.