Danantara Indonesia, sovereign wealth fund (SWF) terbaru milik pemerintah Indonesia, resmi diluncurkan pada 24 Februari 2025. Dalam tahun pertamanya, Danantara akan memfokuskan investasi pada proyek-proyek domestik yang strategis dan berkelanjutan, dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan menciptakan lapangan kerja.

Fokus Investasi Domestik di Tahun Pertama
Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Danantara akan memulai investasi pada 15 hingga 20 proyek bernilai miliaran dolar AS. Proyek-proyek ini mencakup sektor energi baru terbarukan (EBT), manufaktur canggih, industri hilir, dan ketahanan pangan. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mempercepat transisi energi, memperkuat industri dalam negeri, dan meningkatkan nilai tambah produk pertanian serta peternakan.
Struktur dan Aset yang Dikelola
Danantara dirancang sebagai superholding yang mengelola aset dari tujuh BUMN besar, termasuk Bank Mandiri, BRI, BNI, PLN, Pertamina, Telkom Indonesia, dan MIND ID. Selain itu, Indonesia Investment Authority (INA) juga akan bergabung dalam ekosistem Danantara. Dengan pengelolaan aset mencapai sekitar 600 miliar dolar AS (sekitar Rp9.780 triliun), Danantara diproyeksikan menjadi SWF keempat terbesar di dunia.
Meskipun peluncuran Danantara disambut positif sebagai langkah strategis untuk memperkuat ekonomi nasional, beberapa pihak mengkhawatirkan potensi campur tangan politik dalam pengelolaan dana ini. Kekhawatiran tersebut mencakup risiko terhadap tata kelola perusahaan BUMN dan dampaknya terhadap profil kredit negara.