
Washington, 1 Mei 2025 – Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan defisit fiskal Amerika Serikat akan sedikit menurun pada tahun 2025, sebagian besar berkat meningkatnya penerimaan dari tarif impor, meski di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dan tekanan inflasi akibat memanasnya perang dagang.
Dalam laporan Fiscal Monitor terbaru yang dirilis Rabu (30/4), IMF memperkirakan defisit federal AS akan turun menjadi 6,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2025, dari 7,3% pada tahun sebelumnya. Penurunan ini dinilai sangat bergantung pada kenaikan pendapatan dari tarif.
Proyeksi tersebut dibuat berdasarkan kebijakan tarif yang diumumkan hingga 4 April, termasuk tarif “resiprokal” yang diumumkan AS pada 2 April. Namun, perhitungan tersebut belum mencakup kebijakan lanjutan seperti penangguhan kenaikan tarif selama 90 hari dan pengecualian atas produk teknologi seperti smartphone dan semikonduktor.
Meski tarif memberikan dorongan terhadap pendapatan negara, IMF mencatat bahwa besarnya tambahan pendapatan dari tarif sangat tidak pasti, tergantung pada respons konsumen terhadap harga yang naik dan potensi penurunan volume impor.
IMF juga mengingatkan bahwa ketidakpastian jadwal tarif serta risiko perlambatan ekonomi akibat perang dagang dapat menekan pendapatan dari sumber lain, seperti pajak penghasilan. Hal ini bisa mengimbangi keuntungan dari tarif tersebut.
Lebih lanjut, IMF tidak memasukkan usulan kebijakan fiskal yang masih dalam tahap pembahasan di Kongres AS, termasuk langkah-langkah melalui mekanisme budget reconciliation.
Di sisi pasar keuangan, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir hingga mendekati 4,40%, dipicu oleh ekspektasi inflasi yang lebih tinggi dan pengumuman tarif baru.
IMF memperingatkan bahwa lonjakan utang publik AS berisiko mendorong kenaikan suku bunga jangka panjang. Kenaikan utang publik sebesar 10% dari PDB antara 2024–2029 diperkirakan dapat memicu kenaikan 60 basis poin pada suku bunga acuan jangka panjang (5-year forward to 10-year rate).