Sejak 23 April lalu, harga Bitcoin (BTC) terus bergerak dalam kisaran sempit antara US$ 91.610 dan US$ 95.700. Ini menandakan pasar sedang dalam fase konsolidasi, di mana harga belum menunjukkan arah yang jelas apakah akan naik atau turun.
Melansir dari crypto.news, pergerakan harga cenderung bolak-balik di antara level support dan resisten tersebut. Upaya untuk menembus batas atas atau bawah belum berhasil karena tidak ada cukup kekuatan atau volume transaksi untuk mendukungnya.
Beberapa level penting jadi perhatian para trader, seperti Value Area High (VAH), Value Area Low (VAL) dan Point of Control (PoC). Ketiga zona ini merupakan area harga yang paling sering diperdagangkan dalam beberapa hari terakhir, dan sering menjadi titik balik jangka pendek.
Selain itu, indikator Moving Average 200-periode juga berfungsi sebagai support dinamis. Saat harga turun, garis ini sering menahan penurunan sementara. Namun, jika garis ini jebol, kemungkinan besar harga akan kembali ke atas bawah kisaran.
Jika harga berhasil menembus US$ 95.700 dengan dukungan volume yang kuat, itu bisa menjadi sinyal awal tren naik (bullish). Sebaliknya, jika harga jatuh di bawah US$ 91.610, pasar bisa mengalami tekanan jual lebih lanjut.
Untuk sementara, pasar masih dalam posisi ‘menunggu’, dan trader disarankan untuk selalu waspada terhadap potensi pergerakan besar selanjutnya. Pasalnya, pasar secara keseluruhan masih dalam kekhawatiran antara kebijakan Donald Trump akan perang dagang, serta konflik geopolitik yang terjadi di dunia.
Sementara saat ini, harga Bitcoin berada di level US$ $94,749. Menurut data dari Coingecko, angka ini merupakan kenaikan sebesar 0,1 persen dalam jangka waktu 24 jam.