Harga Bitcoin (BTC) terus menunjukkan tanda-tanda penguatan. Banyak analis percaya bahwa aset kripto ini berpotensi naik tajam hingga mencapai US$ 125.000 hingga US$ 150.000 pada akhir 2025.
Saat ini, Bitcoin sedang berada dalam tren naik yang kuat. Setelah berhasil menembus level teknikal penting dan menguat dari pola grafik segitiga naik, sejumlah analis meyakini bahwa Bitcoin sedang memulai fase kenaikan besar yang bisa mencapai puncaknya antara Agustus hingga September 2025.
Trader kawakan Peter Brandt menyebut bahwa Bitcoin baru saja mendekati kembali garis tren parabola jangka panjangnya yang sempat patah. Jika Bitcoin mampu menembus dan bertahan di atas garis ini, menurut Brandt, harga bisa melonjak menuju US$ 125.000 hingga US$ 150.000, angka yang sejalan dengan pola kenaikan besar di masa lalu.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa kenaikan tajam biasanya diikuti oleh koreksi yang besar. Dalam siklus sebelumnya, Bitcoin kerap turun lebih dari 50 persen setelah mencapai puncaknya. Artinya, setelah menyentuh harga tertinggi, Bitcoin bisa kembali turun ke kisaran US$ 60.000 hingga US$ 75.000.
Sementara itu, analis on-chain Ali Martinez menyoroti indikator MVRV Pricing Bands untuk mengukur kondisi pasar saat ini. Ia mencatat bahwa harga Bitcoin sedang berada di sekitar level penting, yaitu US$ 95.870. Jika mampu menutup harga di atas level ini, maka potensi kenaikan ke US$ 114.230 akan terbuka.
Namun, jika gagal bertahan di atas US$ 95.870, Martinez memperkirakan harga bisa terkoreksi kembali ke sekitar US$ 77.500.
Analis teknikal dengan nama samaran Captain Faibik melihat adanya breakout (penembusan) pola segitiga naik pada grafik 4 jam. Setelah konsolidasi selama sembilan hari, Bitcoin berhasil melewati resistensi US$ 95.000 dengan volume yang cukup besar, ini biasanya menandakan kelanjutan tren naik.
Dari pola ini, target jangka pendeknya adalah US$ 98.900. Jika Bitcoin terus bertahan di atas US$ 95.000, harga berpeluang naik ke sekitar US$ 98.000 dalam waktu dekat.