
Harga emas naik tipis dalam perdagangan Asia pada Jumat (2/5) seiring pelemahan dolar AS, meski logam mulia ini tetap berada di jalur penurunan mingguan akibat meredanya ketegangan dagang antara AS dan China.
Pada pukul 13:53 WIB, harga spot emas naik 0,5% menjadi $3.255,95 per ons, sementara emas berjangka (Gold Futures) untuk kontrak Juni menguat 1,2% ke $3.232,24 per ons. Meski demikian, emas diperkirakan akan mencatat penurunan mingguan sekitar 2% setelah tiga hari berturut-turut mengalami tekanan jual.
Kenaikan terbatas emas terjadi di tengah sinyal dari China yang menyatakan kesiapan untuk mempertimbangkan pembicaraan dagang dengan pemerintahan Presiden Donald Trump. China menekankan bahwa dialog harus didasarkan pada ketulusan dan penghapusan tarif sepihak. Pemerintahan AS juga dilaporkan telah menghubungi China untuk membuka jalur komunikasi terkait perdagangan.
Meredanya ketegangan dagang dan langkah Presiden Trump yang menandatangani dua perintah untuk mengurangi dampak tarif otomotif mendorong peningkatan selera risiko pasar, yang secara umum menekan permintaan untuk aset safe-haven seperti emas.
Dolar AS turun 0,2% di tengah perdagangan Asia menjelang rilis data tenaga kerja AS (non-farm payrolls), membuat emas relatif lebih murah bagi pembeli luar negeri. Data ekonomi terbaru menunjukkan PDB AS mengalami kontraksi mengejutkan pada kuartal pertama, menambah perhatian terhadap prospek suku bunga The Fed.
Logam mulia lainnya turut menguat:
- Silver Futures naik 1,4% ke $32,625 per ons
- Platinum Futures naik 0,9% ke $982,35 per ons
Harga tembaga juga melonjak di tengah optimisme pembicaraan dagang, dengan Copper Futures di LME naik 1,9% ke $9.379,35 per ton, sementara kontrak Juli di AS naik 1,1% ke $4,6843 per pon.