
Nilai tukar rupiah menguat signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan Jumat (2/5/2025). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 16.437 per dolar AS, menguat 139 poin atau 0,84 persen dibandingkan penutupan sebelumnya. Kurs referensi Bank Indonesia (Jisdor) juga mencatat penguatan rupiah ke level Rp 16.493 per dolar AS.
Penguatan ini terjadi dibandingkan penutupan perdagangan terakhir sebelum libur Hari Buruh, yaitu Rabu (30/4/2025), di level Rp 16.679 per dolar AS. Selain rupiah, mata uang Asia lainnya juga mengalami penguatan, seperti won Korea Selatan (1,70 persen), baht Thailand (1,13 persen), ringgit Malaysia (0,88 persen), dan dolar Taiwan (4,15 persen).
Penguatan rupiah didorong oleh meredanya ketegangan perang dagang antara AS dan sejumlah negara mitra dagangnya. Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa pernyataan positif dari China yang membuka peluang dialog tarif dengan AS menjadi sentimen utama penguatan mata uang Asia. Presiden AS Donald Trump juga memberikan sinyal optimistis terhadap kesepakatan dagang dengan China, India, Jepang, dan Korea Selatan.
Dari dalam negeri, rilis data inflasi April 2025 turut menjadi faktor pendukung. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi tahunan sebesar 1,95 persen, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,03 persen. Kenaikan ini dianggap sebagai tanda meningkatnya aktivitas ekonomi domestik dan membaiknya permintaan.
“Data inflasi menunjukkan adanya peningkatan permintaan domestik yang mendukung penguatan rupiah,” ujar Lukman.