
Aktivitas penambangan Bitcoin kembali menjadi sorotan setelah halving 2024 yang membuat biaya transaksi melonjak. Meskipun PC gaming modern—dengan GPU kelas atas seperti NVIDIA GeForce RTX 4090—secara teknis masih bisa digunakan untuk mining, efisiensinya masih jauh di bawah perangkat ASIC khusus.
Proses Mining dan Tantangan
Penambangan Bitcoin menggunakan mekanisme proof of work, di mana penambang bersaing memecahkan hash sesuai tingkat kesulitan jaringan—saat ini mencapai rata‑rata 10³¹ upaya per blok. Setiap blok yang berhasil diverifikasi menghasilkan 3,125 BTC plus biaya transaksi, namun konsumsi energi yang diperlukan setara dengan konsumsi listrik satu rumah tangga AS selama lebih dari satu dekade.
Evolusi Hardware: GPU vs ASIC
Di era awal (2009), CPU biasa memadai. Peralihan ke GPU sempat meningkat performa, namun sejak kemunculan ASIC pada 2015, efisiensi penambangan berubah drastis. Contohnya, RTX 4090 menghasilkan ratusan megahash/s, sementara Antminer S21 Pro mampu menyentuh 200 terahash/s—selisih jutaan kali lipat. Walau ASIC menyerap daya 3.500 W, rasio listrik per terahash-nya jauh lebih baik (~17,5 J/TH) dibanding GPU yang memerlukan 450 W untuk kinerja jauh lebih rendah.
Pertimbangan Ekonomi
Biaya listrik, risiko kerusakan hardware, dan penurunan performa GPU akibat operasi nonstop membuat mining Bitcoin dengan PC gaming hampir tidak menguntungkan. Keanggotaan mining pool memang dapat memberi pendapatan, tetapi proporsi kontribusi GPU kecil sehingga hasilnya minim.
Alternatif Crypto untuk PC Gaming
Bagi yang tetap ingin menambang dengan GPU, beberapa opsi lebih ramah perangkat gaming:
- Ethereum Classic (ETC): Algoritma Ethash, 3,2 ETC per blok (~13 detik).
- Ravencoin (RVN): Algoritma KAWPOW anti‑ASIC, 2.500 RVN per blok (~1 menit).
- Monero (XMR): Algoritma RandomX yang seimbang untuk CPU/GPU, cocok untuk penambangan pasif di rumah.
Sebelum memulai, gunakan situs seperti WhatToMine untuk memproyeksikan potensi keuntungan berdasarkan spesifikasi GPU Anda.