Harga Chainlink (LINK) masih menunjukkan, bertahan di kisaran tren naik meskipun pasar kripto sedang mengalami ketidakpastian. Saat ini, LINK sedang bergerak mendatar di kisaran level support penting di angka US$ 15,29, zona yang sebelumnya menjadi titik awal kenaikan harga dan kini kembali mendapat perhatian.
Setelah sempat mengalami penurunan ringan, LINK berhasil kembali naik di atas level support tersebut. Ini menandakan bahwa pergerakan sebelumnya kemungkinan hanya jeda sementara (fase konsolidasi), bukan awal dari tren turun. Dengan kata lain, pasar sedang mengambil napas sebelum mungkin melanjutkan kenaikan.
Melansir dari newsbtc.com, beberapa sinyal teknikal memperkuat pandangan ini. Pertama, LINK berhasil menembus dan bertahan di atas garis rata-rata pergerakan (SMA) 100 hari, yang biasanya menjadi penghalang dalam tren turun. Kedua, indikator MACD menunjukkan sinyal bullish, di mana garisnya melintasi ke atas dan berada di atas garis nol. Hal ini menunjukkan momentum beli yang menguat.
Jika kondisi ini terus bertahan, LINK berpeluang naik menuju level resisten berikutnya. Namun, tetap ada resiko yang perlu diperhatikan.
Apabila harga kembali turun dan gagal bertahan di atas US$ 15,29, tekanan jual bisa meningkat dan menyebabkan penurunan lebih dalam. Selai itu, indikator seperti RSI mulai menunjukkan tanda-tanda jenuh beli atau MACD mulai melemah, ini bisa menjadi sinyal bahwa kekuatan pembeli mulai berkurang.
Faktor eskternal seperti volatilitas pasar global atau kabar ekonomi negatif juga bisa memengaruhi pergerakan harga, bahkan pada aset yang secara teknikal terlihat kuat seperti LINK.
Menurut analis kripto Ali Martinez, lonjakan ini terlihat dari indikator Exchange Outflow, yang mengukur jumlah token yang ditarik dari exchange ke dompet pribadi. Biasanya, ketika investor menarik aset dalam jumlah besar dari exchange, itu pertanda mereka ingin menyimpan jangka panjang, sebuah sinyal bullish.