Istilah seperti FOMO (Fear of Missing Out) sudah lama dikenal di era digital. Namun, ada satu bentuk kecemasan sosial yang lebih pasif tapi sama berbahayanya: FOJI atau Fear of Joining In.
Ketakutan untuk bergabung atau berpartisipasi ini bisa menghambat kemajuan dalam berbagai aspek, mulai dari peluang investasi hingga pengembangan karier. Artikel ini mengulas arti FOJI, dampaknya, dan cara efektif mengatasinya.
Arti FOJI dan Asal Muasal Istilahnya
FOJI adalah singkatan dari Fear of Joining In, yaitu kondisi psikologis di mana seseorang merasa takut atau cemas untuk bergabung dalam aktivitas sosial, diskusi, komunitas, atau pengambilan keputusan kelompok.
Istilah ini muncul sebagai kelanjutan dari fenomena FOMO, tetapi berbeda secara reaksi:
- FOMO = Takut tertinggal
- FOJI = Takut untuk ikut bergabung
FOJI sering dikaitkan dengan:
- Rasa tidak percaya diri
- Takut dihakimi
- Kekhawatiran gagal atau tidak mampu
- Takut membuat komitmen sosial atau profesional
Perbedaan FOJI dan FOMO
Aspek | FOJI | FOMO |
Bentuk Kecemasan | Takut ikut serta | Takut tertinggal |
Reaksi terhadap peluang | Menarik diri | Mengejar peluang berlebihan |
Efek Psikologis | Isolasi, overthinking | Kelelahan, impulsif |
Contoh | Tidak ikut diskusi tim meski diundang | Ikut semua proyek karena takut tertinggal |
Contoh FOJI dalam Investasi & Dunia Kerja
1. Dalam Investasi
- Dalam investasi kripto contohnya dalam menunda beli aset kripto meski sudah riset matang
- Takut masuk karena berita negatif atau komentar orang lain
- Selalu menunggu “sinyal pasti” dan akhirnya ketinggalan momen
2. Dalam Dunia Kerja
- Tidak berani mengajukan ide dalam rapat
- Menolak promosi atau tawaran proyek baru karena takut gagal
- Tidak mendaftar pelatihan karena takut dinilai tidak mampu
FOJI tidak hanya menunda kemajuan, tapi juga merusak kepercayaan diri jangka panjang.
Cara Mengatasi FOJI agar Tetap Produktif dan Berani
- Kenali Pola Ketakutanmu
Tuliskan momen ketika kamu menolak ikut karena takut. Apa pemicunya? - Mulai dari Skala Kecil
Ikut proyek kecil, komunitas ringan, atau investasi dengan nominal minim. Ini membantu membangun rasa aman. - Reframe Perspektif
Lihat peluang sebagai ruang belajar, bukan sebagai penilaian akhir atas dirimu. - Bangun Mindset Bertumbuh (Growth Mindset)
Kesalahan bukan kegagalan, tapi bagian dari proses tumbuh. - Cari Dukungan Lingkungan Positif
Gabung dengan komunitas yang mendukung dan tidak menghakimi, baik itu dalam investasi, pekerjaan, maupun sosial. - Terapkan Aturan 3 Detik
Jika kamu ingin bertanya, ikut, atau bertindak, lakukan dalam 3 detik sebelum otakmu menolak dengan ketakutan.