15 Mei 2025 – Jakarta — Harga Ethereum (ETH) kembali menguat, berhasil menembus batas psikologis penting di level US$ 2.200. Hal ini menandai kembalinya ETH ke zona aman antara US$ 2.200 hingga US$ 4.000, level yang telah lama dianggap krusial oleh para analis.
Menurut laporan CoinEdition, lonjakan ini menunjukkan sinyal pemulihan yang kuat. Analis kripto Rekt Capital menyebut bahwa bertahannya ETH di atas US$ 2.200 membuka peluang tren naik berkelanjutan. “Kalau ETH bisa bertahan, target berikutnya bisa mencapai US$ 2.700 atau bahkan US$ 4.000,” ujarnya.
Volume Perdagangan Meningkat Tajam
Pada 11 Mei, volume perdagangan Ethereum melonjak drastis hingga US$ 96,77 miliar, dan harga sempat menyentuh US$ 2.513,57. Aktivitas pasar yang tinggi ini dianggap sebagai tanda kuat bahwa kenaikan harga didukung oleh minat beli yang riil, bukan sekadar spekulasi.
Indikator Teknis Beri Sinyal Positif
Secara teknikal, RSI (Relative Strength Index) berada di angka 70,13, mengindikasikan kondisi overbought namun juga menunjukkan tingginya permintaan. Sementara itu, MACD menunjukkan sinyal potensi pembalikan arah ke atas, karena histogram merah mulai mengecil dan jarak antara garis MACD dan garis sinyal menyempit.
Short Squeeze Percepat Kenaikan
Kenaikan harga Ethereum juga didorong oleh likuidasi posisi short secara masif. Data dari Coinglass mencatat total likuidasi sebesar US$ 37,17 juta pada 11 Mei, dengan US$ 27,63 juta berasal dari posisi short. Efek short squeeze ini mempercepat lonjakan harga, terutama di bursa besar seperti Binance dan OKX.
Jika tren ini berlanjut dan ETH mampu bertahan di atas US$ 2.500, para analis memperkirakan target jangka pendek di US$ 2.700, dengan potensi menembus US$ 3.000, atau bahkan US$ 4.000 dalam jangka menengah.