Para ilmuwan di Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa kini mempercepat upaya mereka dalam mengembangkan teknologi quantum computing. Langkah ini diambil setelah para peneliti di China berhasil mengamati kristal waktu pada suhu ruangan pertama di dunia.
Quantum computing adalah terobosan besar dalam teknologi komputasi yang mengadopsi teori kuantum. Teknologi ini memanfaatkan fenomena mekanika kuantum seperti superposisi, interferensi, dan keterkaitan, yang memungkinkan pemecahan masalah kompleks dengan efisiensi jauh lebih tinggi dibandingkan komputer klasik.
Melalui penggabungan ilmu komputer, fisika, dan matematika, quantum computing membuka jalan baru untuk inovasi di berbagai bidang.
Negara Barat Berlomba Kembangkan Quantum Computing
Pada Juli 2024, tim fisikawan dari Universitas Tsinghua di China menerbitkan penelitian yang rinci tentang pembuatan dan pengamatan kristal waktu pada suhu ruangan. Penemuan ini telah mendorong negara-negara Barat untuk berlomba-lomba menciptakan inovasi dalam pengembangan quantum computing. AS dikabarkan telah meluncurkan inisiatif quantum computing di tingkat nasional dan negara bagian.
Sebagai contoh, Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan AS (DARPA), lembaga dari Departemen Pertahanan AS, telah mengalokasikan US$140 juta untuk pengembangan pusat quantum computing baru di Chicago, Illinois.
Pada 31 Juli lalu, pemerintah Inggris mengumumkan investasi sebesar US$127 juta untuk pengembangan lima pusat penelitian quantum computing yang akan dipimpin oleh Universitas Oxford.
Di hari yang sama, Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengumumkan kemitraan senilai jutaan dolar dengan Universitas Copenhagen di Denmark untuk berbagi penelitian dan mengembangkan solusi quantum computing.
Keberhasilan China dalam Mengamati Kristal Waktu Suhu Ruangan
Kristal waktu adalah keadaan materi unik yang pertama kali diusulkan oleh fisikawan Frank Wilczek pada tahun 2012. Kristal ini berfungsi seperti kristal biasa, tetapi molekul-molekulnya terikat dalam pola berulang pada ruang dan waktu, sehingga berosilasi antara konfigurasi yang berbeda.
Pada 2021, tim ilmuwan internasional yang bekerja dengan laboratorium quantum computing Google mensimulasikan kristal waktu menggunakan komputer kuantum. Terobosan ini menunjukkan potensi quantum computer untuk mengeksplorasi keadaan materi dan menyiapkan panggung untuk pendekatan teknologi kuantum dan kristal waktu.
Pada Juli 2024, tim dari Tsinghua University tampaknya telah berhasil menciptakan kristal waktu pada suhu ruangan. Hal ini memungkinkan penggunaan teknologi kristal waktu dalam peralatan non-laboratorium dan berpotensi menjadi akselerator besar untuk pengembangan komputer kuantum yang lebih praktis dan efisien.
Realisasi kristal waktu suhu ruangan ini dapat mengatasi salah satu tantangan terbesar di bidang quantum computing, yakni menciptakan quantum bits (qubits) yang stabil, tanpa memerlukan daya dan infrastruktur yang besar untuk pembentukan dan pemeliharaannya.
Dampaknya untuk Kripto
Kemajuan China dalam mengembangkan teknologi quantum computing menjadi hal yang berdampak signifikan bagi penggunaan teknologi tersebut di masa depan dan bagaimana teknologi itu bisa berpengaruh pada kripto.
Quantum computing bisa mengubah cara kita melihat keamanan di dunia kripto. Dengan kemampuannya untuk memecahkan algoritma kriptografi yang ada, komputer kuantum bisa membuat banyak sistem yang saat ini dianggap aman menjadi rentan. Ini berarti data dan transaksi yang selama ini dianggap aman bisa saja terbuka untuk manipulasi.
Selain ancaman, ada juga peluang untuk inovasi baru. Pengembangan metode kriptografi yang tahan terhadap serangan kuantum menjadi prioritas. Jika berhasil, teknologi ini bisa membuat blockchain dan transaksi kripto lebih cepat dan lebih aman, membuka jalan bagi aplikasi yang lebih luas, dan kompleks di masa depan.