XRP sedang berada di persimpangan penting setelah gagal menembus US$ 2,50. Aset ini sebelumnya bergerak stabil dalam kanal naik, namun tekanan jual yang kuat di kisaran level Fibonacci 0,236 (US$ 2,50) memicu penolakan tajam dan koreksi harga, menurut analisis dari Rocksorgate.
Saat ini, XRP diperdagangkan di sekitar US$ 2,35, bersandar pada level Fibonacci 0,5, yang juga bertepatan dengan area support utama. Melansir dari finbold.com, jika zona ini bertahan maka harga berpotensi stabil dan melanjutkan tren naik. Namun jika level ini jebol, maka perhatian beralih ke support berikutnya US$ 2,29 (Fibo 0,618) dan US$ 2,20 (Fibo 0,786).
Analis mencatat bahwa area US$ 2.42 hingga US$ 2.45 adalah resistance penting jangka pendek. Pemulihan di atas zona ini bisa mengisyaratkan kembalinya momentum bullish dan membuka peluang untuk re-entry ke dalam pola kanal naik yang sebelumnya ditinggalkan.
Lebih jauh ke atas, target kenaikan berada di kisaran US$ 2,99 hingga US$ 3,00. Namun, skenario sebaliknya, kegagalan bertahan di atas US$ 2,35, bisa membuka jalan menuju US$ 2,10.
Selain itu, ada analisis tambahan dari salah satu trader kripto papan atas dengan nama samaran ‘Crypto Yoddha’. Dalam salah satu pembaruannya, ia menyarankan bahwa XRP mungkin sedang membentuk pola bullish pennant, kelanjutan dari lonjakan tajam yang terjadi pada awal 2025 saat XRP menembus US$, dijuluki sebagai ‘round 1’.
Kini, XRP memasuki fase konsolidasi yang semakin menyempit. Menurut Yoddha, formasi ini dapat memicu ‘round 2’, dengan proyeksi target antara US$ 5 dan US$ 10, beradasarkan resisten historis dan pola teknikal jangka panjang.
Meski harga turun 0,85 persen dalam 24 jam terakhir, XRP masih bertahan di atas SMA 50-hari (US$ 2,24) dan SMA 200-hari (US$ 1,91), sinyal bahwa tren menengah-panjang masih cenderung bullish.