
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Rabu sore, turun 23,15 poin atau 0,32 persen ke posisi 7.175,97. Indeks LQ45 juga terkoreksi 3,42 poin (0,42 persen) ke level 814,76.
Penurunan ini dipengaruhi oleh menurunnya optimisme pasar terkait ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa, menurut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia.
Dari sisi makroekonomi, inflasi di Australia tetap stabil di level rendah sejak November 2024, dengan CPI naik 2,4 persen secara tahunan pada April 2025, sedikit di atas ekspektasi pasar. Bank sentral Australia (RBA) dan Selandia Baru (RBNZ) telah memangkas suku bunga untuk meredakan tekanan inflasi dan menanggapi risiko perdagangan global.
Di pasar obligasi, harga surat utang pemerintah Jepang anjlok seiring lemahnya permintaan pada lelang JGB tenor 40 tahun, menyebabkan yield melonjak ke 3,37 persen akibat kekhawatiran utang pemerintah yang membengkak.
Di dalam negeri, IHSG dibuka menguat namun kemudian bergerak ke zona merah sepanjang hari hingga penutupan sesi kedua. Sektor transportasi dan logistik memimpin penguatan sebesar 1,20 persen, diikuti sektor teknologi dan industri yang masing-masing naik tipis.
Namun, delapan sektor lain melemah, terutama sektor barang konsumen primer yang turun 1,11 persen. Lima saham yang paling melemah adalah CSMI, ZYRX, IKAN, MBTO, dan SMDM, menjadi pemberat utama IHSG.
Sebaliknya, lima saham dengan penguatan terbesar adalah GTBO, IMDX, MAPB, INRU, dan JECC.
Volume perdagangan mencapai 33,39 miliar lembar saham dengan nilai transaksi Rp 23,04 triliun, dalam frekuensi 1.261.981 kali transaksi. Dari total saham yang diperdagangkan, 245 saham naik, 335 saham turun, dan 326 saham stagnan.
Investor kini menantikan laporan keuangan Nvidia malam ini, yang dinilai akan memberi gambaran arah pasar teknologi, khususnya terkait perang dagang dan perkembangan AI di Tiongkok.