Proyek game blockchain Ember Sword resmi ditutup. Game berbasis Ethereum (ETH) ini gagal mendapatkan pendanaan tambahan, meskipun sebelumnya berhasil mengumpulkan lebih dari $203 juta (setara Rp3,2 triliun) lewat penjualan NFT tanah virtual. Kabar ini mengejutkan banyak investor dan penggemar game Web3.
Penutupan Ember Sword diumumkan langsung di situs resminya pada Kamis pagi (22/5). Studio pengembang asal Denmark, Bright Star Studios, menyatakan telah “mencoba segala cara” untuk mempertahankan proyek, namun gagal menghadapi tekanan pasar dan minimnya pendanaan lanjutan.
Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Ember Sword pertama kali diperkenalkan pada 2018 sebagai MMORPG metaverse berbasis Ethereum, dengan janji pengalaman bermain yang sepenuhnya terdesentralisasi. Dalam perjalanannya, proyek ini menarik investor besar seperti Play Ventures, Galaxy Interactive, dan tokoh gaming terkenal seperti Dr Disrespect dan mantan kreator World of Warcraft.
Pada 2021, Ember Sword melepas NFT tanah virtual yang disambut 35.000 peminat, menghasilkan lebih dari $203 juta. Sayangnya, performa gamenya justru tidak memuaskan.
Beberapa kali play-test tertutup yang digelar antara 2021–2024 mendapat kritik pedas dari komunitas. Beta test terakhir Juli 2024 dianggap gagal, baik dari sisi visual, mekanik, hingga performa.
Token native proyek ini, EMBER, langsung anjlok lebih dari 99% dari harga tertinggi. Saat ini token hanya memiliki market cap sekitar $82.000, jauh dari valuasi sebelumnya.
Kekecewaan komunitas semakin dalam karena banyak investor retail yang sudah membeli lahan virtual NFT dengan harapan akan mendapatkan imbal hasil jangka panjang. Dengan ditutupnya proyek, aset digital tersebut berpotensi kehilangan seluruh nilainya.
Bukan Ember Sword Saja, The Walking Dead: Empires Menyusul
Dalam waktu nyaris bersamaan, Gala Games mengumumkan bahwa game The Walking Dead: Empires juga akan disuntik mati pada 31 Juli 2025. Meskipun didukung IP besar dari AMC, Gala tetap tak mampu menyelamatkan proyeknya. Sebagai ganti, pemain akan mendapatkan NFT pengganti.
Dua kegagalan besar ini menyiratkan bahwa hype Web3 gaming tak selalu sejalan dengan kualitas produk.