
Harga emas di pasar Asia turun pada perdagangan Jumat, tertekan oleh penguatan dolar AS yang didorong oleh beberapa data ekonomi yang optimis. Meski ada ketidakpastian terkait tarif perdagangan Presiden Donald Trump, dukungan terhadap harga emas tetap terbatas.
Emas batangan sempat menguat setelah pengadilan banding sementara mengembalikan agenda tarif Trump, namun hal tersebut tidak mampu mengimbangi kerugian yang terjadi pada awal minggu. Spot gold turun 0,7% menjadi $3.293,44 per ounce, dan kontrak berjangka untuk Agustus turun 0,8% menjadi $3.316,67 per ounce.
Sepanjang minggu ini, harga emas melemah lebih dari 1%, dipengaruhi oleh kombinasi penguatan dolar dan aksi ambil untung setelah mencapai harga tertinggi pada awal Mei. Fluktuasi kebijakan tarif Trump, termasuk penundaan dan blokir oleh pengadilan, menimbulkan ketidakpastian pasar. Bahkan, di media sosial muncul istilah sindiran “TACO” (Trump Always Chickens Out) yang mencerminkan pandangan bahwa Trump cenderung mundur dari ancaman tarifnya.
Selain itu, data ekonomi AS menunjukkan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang sedikit lebih baik dari perkiraan, serta komentar Federal Reserve yang memperkirakan suku bunga tidak akan turun dalam waktu dekat, makin menguatkan dolar dan menekan harga logam mulia lainnya seperti platinum dan silver.
Fokus pasar kini tertuju pada data indeks harga PCE yang diharapkan menunjukkan inflasi tetap tinggi di bulan April, menandakan The Fed kemungkinan akan mempertahankan kebijakan suku bunga yang ketat.