
Saham Tesla, produsen mobil listrik asal AS, menguat signifikan sebesar 22% sepanjang Mei 2025, meskipun penjualan mobil di pasar besar seperti China dan Eropa mengalami penurunan tajam. Penjualan Tesla di Eropa turun 50% secara tahunan pada April 2025, sementara penjualan di China turun sekitar 25% pada kuartal pertama 2025.
Meski begitu, saham Tesla masih mencatat penurunan 14% sejak awal tahun. Sementara itu, saham Apple mengalami penurunan lebih dari 19% sepanjang 2025, menjadi salah satu kinerja terburuk di kalangan perusahaan berkapitalisasi besar.
Pemulihan saham Tesla di Mei 2025 didorong oleh berakhirnya masa jabatan CEO Elon Musk sebagai pegawai pemerintah khusus di Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE). Musk berencana tetap membantu pemerintah AS sebagai penasihat sampai akhir masa jabatan Presiden Donald Trump.
Di pasar saham AS, indeks S&P 500 dan Nasdaq turun tipis pada penutupan perdagangan 30 Mei, namun Dow Jones naik 0,13%. Selama Mei 2025, S&P 500 naik 6,2%, Nasdaq melonjak 9,6%, dan Dow Jones naik 3,9%, mencatat performa bulanan terbaik sejak November 2023.
Investor tetap optimis setelah pengumuman kesepakatan perdagangan antara AS dan Inggris, meski kekhawatiran perang dagang dengan China masih mengemuka setelah Trump menyatakan China melanggar perjanjian perdagangan pendahuluan.