31 Mei 2025 — Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan sentimen negatif akibat kebijakan tarif baru Amerika Serikat, pasar kripto menunjukkan ketahanan yang lebih tinggi dibandingkan pasar saham. Hal ini diungkapkan oleh CEO CEX.io, Oleksandr Lutskevych, dalam wawancara dengan Cointelegraph.
Lutskevych menyoroti bahwa indeks Fear and Greed (F&G) saham anjlok lebih dari 80% usai pengumuman tarif AS, sementara indeks F&G kripto hanya turun sekitar 59%. Ia menyebut hal ini bukan kebetulan, melainkan pola yang mencerminkan mentalitas komunitas kripto yang lebih adaptif terhadap gejolak ekonomi dan volatilitas pasar.
Ia menambahkan bahwa investor kripto terbagi menjadi dua kelompok: para “believers” atau pemegang jangka panjang yang percaya pada nilai jangka panjang Bitcoin, serta spekulan jangka pendek yang lebih reaktif terhadap sentimen pasar. Saat ini, lebih dari 65% pasokan Bitcoin dikuasai oleh pemegang jangka panjang, yang memperkuat stabilitas pasar kripto saat terjadi guncangan.
Contohnya, selama gejolak ekonomi pada kuartal pertama 2025, investor jangka panjang justru mengakumulasi lebih dari 300.000 BTC. Likuiditas pasar juga meningkat menjadi USD 500 juta, mencerminkan kepercayaan yang terus tumbuh.
Lutskevych mengingatkan bahwa walau kripto lebih resilien, dominasi institusi yang makin besar dan korelasi yang meningkat antara Bitcoin dan pasar saham bisa membawa dampak negatif dari Wall Street ke dunia aset digital. Namun, indikator makro seperti siklus Bitcoin dan likuiditas global menunjukkan pasar masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih lanjut.