Liputan6.com, Jakarta – Bank sentarl Rusia, Bank Rusia telah mengeluarkan perizinan pada lembaga keuangan untuk menawarkan instrumen keuangan berbasis kripto tertentu kepada investor terakreditasi.
Langkah tersebut diumumkan pada Rabu, 28 Mei 2025. Mengutip Cointelegraph, Jumat (30/5/2025) bank-bank di Rusia kini bebas menyediakan berbagai produk kripto kepada investor yang memenuhi syarat, termasuk derivatif kripto, sekuritas, dan aset keuangan digital lainnya yang dikaitkan dengan harga kripto.
“Namun, ketentuan utama adalah bahwa produk-produk ini tidak boleh melibatkan pengiriman mata uang kripto yang sebenarnya,” ungkap Bank Rusia.
Pengumuman tersebut muncul bersamaan dengan laporan Bank Rusia tentang peningkatan 51% dalam arus masuk aset kripto oleh penduduk Rusia pada kuartal pertama tahun 2025, dengan total senilai 7,3 triliun rubel (Rp1,4 kuadriliun).
Beberapa bank besar di Rusia mulai meluncurkan produk investasi kripto segera setelah pengumuman Bank Rusia.
T-Bank (sebelumnya Tinkoff Bank), salah satu bank komersial terbesar di Rusia, mengumumkan pada 29 Mei penawaran aset keuangan digital (DFA) yang dikaitkan dengan Bitcoin.
“Alat ini memungkinkan Anda berinvestasi dalam mata uang kripto dalam bentuk rubel melalui aplikasi yang sudah dikenal, juga dengan aman dan dalam kerangka hukum Federasi Rusia, tanpa membuka akun di bursa kripto dan kesulitan melindungi dompet Anda,” kata bank tersebut.
Penawaran aset pintar baru T-Bank diterbitkan melalui platform tokenisasi Atomyze yang didukung pemerintah Rusia dan tersedia secara eksklusif untuk investor terakreditasi.
Meskipun sudah ada lampu hijau kepada pemberi pinjaman lokal untuk menawarkan produk kripto, bank sentral Rusia masih mempertahankan pendekatan yang ketat terkait investasi langsung pada kripto.
“Bank Rusia masih tidak merekomendasikan lembaga keuangan dan klien mereka untuk berinvestasi langsung dalam mata uang kripto,” kata Bank Rusia dalam sebuah pernyataan.
Bank sentral Rusia itu juga mencatat diskusi pemerintah yang sedang berlangsung tentang potensi peluncuran rezim eksperimental yang akan memungkinkan investor tertentu untuk memperdagangkan aset kripto seperti Bitcoin secara langsung.
Hingga Mei 2025, sekitar 19,6 juta Bitcoin di seluruh dunia telah ditambang. Jumlah tersebut setara 93,3% dari total pasokan BTC.
Dengan perkembangan tersebut, sekitar 1,4 juta Bitcoin kini belum ditambang, dan koin yang tersisa akan ditambang dengan sangat lambat.
Mengutip Coin Telegraph, alasan untuk distribusi itu adalah jadwal penerbitan Bitcoin yang eksponensial, yang diatur oleh suatu peristiwa yang disebut halving.
Ketika Bitcoin diluncurkan pada tahun 2009, hadiah blok adalah 50 BTC. Setiap 210.000 blok atau sekitar setiap empat tahun, hadiah itu dipotong setengah.
Karena hadiah awal sangat besar, lebih dari 87% dari total pasokan Bitcoin ditambang pada akhir tahun 2020. Setiap halving berikutnya secara tajam mengurangi laju penerbitan baru, yang berarti akan memakan waktu lebih dari satu abad untuk menambang 6,7% sisa BTC.
Menurut perkiraan saat ini, laporan Coin Telegraph menyebut, 99% dari semua Bitcoin akan ditambang pada tahun 2035 mendatang.