
Pasar saham Indonesia mulai kebanjiran dana asing pada Mei 2025 setelah mengalami arus keluar sejak awal tahun. Data Bursa Efek Indonesia mencatat net sell asing sebesar Rp45,18 triliun sepanjang tahun berjalan, namun pada Mei 2025 terjadi net buy asing sebesar Rp4,32 triliun.
Saham-saham unggulan yang diburu investor asing antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net buy asing Rp3,92 triliun, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp2,72 triliun, dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp2,84 triliun selama Mei 2025. Saham lain yang diminati asing adalah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
Seiring dana asing yang masuk, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 5,28% dalam sebulan terakhir, menutup di level 7.175,82 per 28 Mei 2025, serta naik 1,35% year-to-date.
Analis Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menyebut masuknya dana asing didorong oleh kekhawatiran penurunan rating kredit AS oleh Moody’s, deeskalasi perang dagang, pelemahan dolar AS, serta fundamental ekonomi Indonesia yang stabil. Rupiah juga menguat ke level Rp16.300 per dolar AS dengan inflasi terkendali sekitar 2,5%.
Selain itu, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 25 basis poin ke level 5,50% pada Mei 2025 dianggap positif oleh para analis. Menurut Angga Septianus dari Indo Premier Sekuritas, kebijakan ini mengurangi beban keuangan pelaku bisnis dan meningkatkan profitabilitas, sehingga memicu arus dana asing ke sektor perbankan, telekomunikasi, dan properti, yang akhirnya menggerakkan pasar saham dan aktivitas ekonomi.