
Industri perbankan Amerika Serikat mencatat laba gabungan sebesar USD 70,6 miliar atau sekitar Rp 1,1 kuadriliun pada kuartal pertama 2025. Angka ini meningkat 5,8% dibandingkan kuartal sebelumnya, didorong oleh kenaikan pendapatan non-bunga sebesar 7%, menurut data dari Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC).
FDIC menyatakan bahwa bank-bank AS memiliki tingkat modal dan likuiditas yang kuat untuk mendukung pinjaman dan menghadapi potensi kerugian. Namun, biaya penyisihan terhadap potensi kerugian pinjaman juga meningkat 0,3% menjadi USD 22,5 miliar (Rp 366,6 triliun), 9,1% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Meski kualitas aset secara umum tetap baik, sektor real estate komersial menjadi tantangan dengan tingkat pinjaman yang jatuh tempo mencapai 1,49%, tertinggi sejak 2014. Pertumbuhan pinjaman melambat hanya 0,5% per kuartal, dengan pertumbuhan tahunan hanya 3%, lebih rendah dibandingkan periode pra-pandemi sebesar 4,9%.