
Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 20-21 Mei 2025. Penurunan ini juga diikuti dengan penyesuaian suku bunga Deposit Facility menjadi 4,75%, sementara Lending Facility tetap di 6,25%. Kebijakan ini diharapkan mendorong daya beli, konsumsi, serta pinjaman, yang dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus menyatakan penurunan suku bunga acuan akan berdampak positif pada pasar saham, terutama di tengah perlambatan ekonomi domestik saat ini. Penurunan suku bunga akan meningkatkan investasi pada aset berisiko, termasuk saham sektor otomotif.
Hal senada disampaikan Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, yang menilai kebijakan BI ini merupakan momentum tepat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Penurunan suku bunga akan menurunkan biaya pinjaman, meningkatkan permintaan kredit, dan mendongkrak penjualan produk otomotif.
Respons pasar tercermin dari penguatan saham PT Astra International Tbk. (ASII) yang naik 3,19% ke Rp4.850 per lembar pada 28 Mei 2025, dan meningkat 3,85% dalam sepekan terakhir. Namun, secara year to date (ytd), saham ASII masih turun 1,02%. Sedangkan saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) stagnan di Rp910 dan turun 1,09% dalam sepekan, meski secara ytd menguat 0,55%.
Analis Maybank Sekuritas Paulina Margareta mengungkapkan tekanan pada saham ASII sepanjang 2025 dipengaruhi oleh lesunya sektor otomotif domestik. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan mobil wholesales April 2025 naik 5% yoy, tetapi turun 27,8% dibandingkan bulan sebelumnya. Total penjualan sejak Januari-April 2025 juga turun 2,89% yoy.
Paulina menilai risiko bagi ASII termasuk permintaan otomotif yang lebih lemah, pajak Internal Combustion Engine (ICE) yang lebih tinggi, subsidi bahan bakar berkurang, serta persaingan ketat dari ekspansi produsen kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Meski demikian, Maybank Sekuritas tetap merekomendasikan beli saham ASII dengan target harga Rp5.650 per lembar.