
Mantan CEO BitMEX sekaligus CIO Maelstrom, Arthur Hayes, memprediksi harga Ethereum (ETH) bisa mencapai $5.000 atau sekitar Rp80 juta sebelum tahun 2026. Prediksi ini disampaikan melalui podcast dan media sosial, yang kemudian memicu perdebatan di kalangan pelaku pasar kripto.
Hayes menggarisbawahi dua faktor utama yang mendorong potensi kenaikan harga Ethereum, yaitu meningkatnya minat dari institusi dan aktivitas akumulasi dari investor besar (whale). Ia juga menyoroti pentingnya persetujuan penuh ETF Ethereum di Amerika Serikat sebagai katalis utama penguatan harga.
Data terbaru per 30 Mei menunjukkan harga Ethereum berada di level $2.626 atau Rp42,8 juta, mengalami penurunan harian sebesar 4,34%. Meski begitu, kapitalisasi pasar ETH tetap tinggi di angka $317,12 miliar dengan volume perdagangan 24 jam yang naik 9,01%, mencerminkan likuiditas dan sentimen pasar yang aktif.
Sementara itu, beberapa analis menilai prediksi Hayes cukup agresif mengingat harga ETH belum menembus level $3.000 saat ini. Namun, sejarah mencatat Ethereum pernah mencapai harga tertinggi sekitar $4.878 pada November 2021, didorong oleh hype NFT, DeFi, dan upgrade jaringan seperti The Merge.
Para pengamat menyatakan siklus harga saat ini mirip dengan lonjakan tahun 2021, dengan penguatan didukung adopsi yang meningkat, peluncuran upgrade, dan produk derivatif kripto. Dana institusi melalui ETF serta peran Ethereum sebagai fondasi DeFi diperkirakan menjadi faktor kunci dalam bull run berikutnya.