Liputan6.com, Jakarta – Bitcoin ternyata tidak menjadi topik utama dalam konferensi bitcoin terbesar di dunia yang berlangsung minggu ini di Las Vegas Amerika Serikat (AS).
Justru Stablecoin mencuri perhatian dalam gelaran ini. Token digital yang dipatok dalam dolar AS disebut menjadi pendorong perubahan finansial dan politik di AS.
Momentum di balik legislasi stablecoin dan reformasi pasar kripto semakin cepat dan hal ini menarik perhatian banyak pihak. Perubahan ini menjadi pusat perhatian di Bitcoin 2025 yang berlangsung di Vegas Strip.
Wakil Presiden AS JD Vance menjadi wakil presiden AS pertama yang menjabat yang menyampaikan pidato di hadapan komunitas bitcoin pada hari Rabu. Dalam pidatonya, ia menyampaikan dukungan penuh terhadap kripto.
“Menurut saya, sebenarnya salah jika menyebut ini sekadar konferensi,” kata Vance kepada 35.000 orang, dikutip dari CNBC, Sabtu (31/5/2025).
“Ini adalah sebuah gerakan. Dan saya bangga berdiri bersama Anda,” kata dia.
Banyak orang melihat bahwa selama ini stablecoin mengancam integritas dolar AS. Namun menurut Wapres AS sustru sebaliknya. “Kami memandangnya sebagai pengganda kekuatan ekonomi,” jelas dia.
Stablecoin dirancang untuk memiliki nilai yang stabil terhadap aset non-kripto, biasanya dolar AS.
“Kami merampingkan jalur pembayaran untuk memastikan dominasi global dolar AS selama beberapa dekade mendatang,” kata Bo Hines, seorang pejabat Gedung Putih yang mengepalai Dewan Aset Digital presiden, kepada CNBC di sela-sela Bitcoin 2025.
Ia menambahkan bahwa integrasi stablecoin ke dalam sistem keuangan AS dapat membuka permintaan global triliunan dolar untuk utang AS.
Ambisi tersebut bergantung pada pengesahan Undang-Undang GENIUS, sebuah RUU Senat yang akan menetapkan kerangka regulasi komprehensif pertama untuk penerbit stablecoin.
Senator Cynthia Lummis, R-Wyo, mengungkapkan kepada kelompok pendukung Bitcoin 2025 bahwa RUU tersebut akan dilanjutkan ke tahap pemungutan suara penutupan pada hari Senin setelah berminggu-minggu berunding dengan Demokrat.
“Kami rasa kami telah mencapai kesepakatan akhir,” kata Lummis.
“Jika kami dapat meloloskannya, ini akan menjadi undang-undang aset digital pertama yang lolos di Senat AS.” kata dia.