
Ethereum (ETH) saat ini berada dalam fase krusial, diperdagangkan sedikit di bawah $2.500 atau sekitar Rp40,75 juta. Setelah beberapa kali gagal menembus resistance kuat di $2.700 (Rp44 juta), ETH menunjukkan pola konsolidasi dalam kisaran $2.470–$2.700.
Meski sempat turun 2% harian ke $2.488 (Rp40,56 juta), zona support $2.470–$2.500 terus menjadi benteng pertahanan bagi para pembeli. Namun, volume perdagangan yang merosot mengindikasikan kebimbangan pasar, baik dari sisi bullish maupun bearish.
Jika zona support ini gagal dipertahankan, Ethereum berisiko melanjutkan penurunan hingga ke level $2.300 (Rp37,49 juta), di mana indikator teknikal seperti 50-day SMA bisa menjadi penopang berikutnya.
Di tengah kekhawatiran koreksi lebih dalam, analis seperti Ted Pillows justru optimis. Ia memprediksi lonjakan besar Ethereum hingga menembus $10.000 atau sekitar Rp163 juta dalam siklus pasar saat ini. Pillows menilai fase penurunan ini sebagai jeda sebelum ETH mengalami breakout agresif, dan menganjurkan investor untuk mengakumulasi saat harga lemah serta menghindari aksi jual panik.
Optimisme terhadap Ethereum juga didukung oleh meningkatnya minat institusional, berkurangnya pasokan ETH di bursa, dan kematangan ekosistemnya sebagai tulang punggung DeFi dan NFT.
Saat ini, ETH berada dalam zona penentuan. Jika mampu menembus dan bertahan di atas $2.700, banyak analis memprediksi altseason akan dimulai. Namun, jika gagal menjaga support $2.470, Ethereum bisa memasuki tren bearish jangka menengah. Trader pun kini lebih memilih bersikap hati-hati sambil menanti arah pasar berikutnya.