
Harga emas kembali bangkit dan mencapai level tertinggi dalam lebih dari tiga pekan terakhir pada perdagangan Senin (2/6). Lonjakan ini dipicu oleh melemahnya dolar AS serta meningkatnya ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global yang mendorong para investor beralih ke aset safe haven seperti emas.
Mengutip Reuters, harga emas spot naik 2,5% menjadi US$3.372,13 per ons, sementara kontrak berjangka emas juga naik 2,5% ke US$3.397,20 per ons. Komoditas logam mulia lain turut merasakan kenaikan, dengan perak spot melonjak tajam 4,7% ke US$34,54 per ons, platinum naik 0,6% ke US$1.062,10 per ons, dan palladium meningkat 1,8% ke US$988,19 per ons.
Penurunan nilai dolar terhadap sekeranjang mata uang utama membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang asing, sehingga mendorong permintaan.
Pasar saham global mengalami tekanan akibat meningkatnya ketegangan dagang dan kekhawatiran menjelang sejumlah rilis data ekonomi penting serta keputusan kebijakan moneter, khususnya di Amerika Serikat (AS). Ancaman tarif baru, termasuk rencana penggandaan tarif baja dan aluminium serta serangkaian serangan di kawasan euro, menambah risiko geopolitik dan memicu sentimen risk-off di kalangan investor.
Ketegangan antara Washington dan Beijing kembali memanas dengan saling tuduh pelanggaran perjanjian dagang di Jenewa. Namun, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengisyaratkan kemungkinan pembicaraan segera antara Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Selain itu, komentar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell dinanti pasar untuk petunjuk arah kebijakan suku bunga ke depan di tengah kekhawatiran perang dagang, ketidakpastian fiskal, dan batas utang nasional AS.
Sebagai aset lindung nilai yang menguntungkan di tengah suku bunga rendah dan tekanan geopolitik, emas kembali menjadi pilihan utama investor.