Popularitas Bitcoin semakin tinggi, meski memang memakan waktu yang tidak singkat. Dari mulai perseorangan hingga level perusahaan, aset mata uang kripto telah menjadi salah satu instrumen investasi yang banyak digandrungi oleh masyarakat modern.
Seperti halnya, perusahaan teknologi Strategy, yang sebelumnya dikenal dengan sebagai MicroStrategy. Berdasarkan kabar terbaru, perusahan tersebut kembali membeli 1.895 Bitcoin senilai sekitar US$ 180,3 juta (sekitar Rp 2,9 triliun) dalam sepekan terakhir, tepatnya antara 28 April hingga 4 Mei 2025. Informasi ini disampaikan lewat laporan resmi ke Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika.
Disampaikan oleh pimpinan perusahaan Strategy, Michael Saylor lewat platform X, pembelian terbaru ini menandai bahwa Strategy kini memiliki total 555.450 Bitcoin, dengan nilai pembelian keseluruhan mencapai lebih dari US$ 38 miliar. Ini menjadikan Strategy sebagai perusahaan dengan kepemilikan Bitcoin terbesar di dunia.
Menariknya, pembelian ini sekaligus menandai selesainya program penjualan saham senilai US$ 21 miliar (sekitar Rp 336 triliun) yang dimulai pada Oktober 2024. Dana dari penjualan saham tersebut digunakan untuk mendanai pembelian Bitcoin, sebuah strategi yang telah dijalankan konsiten oleh Saylor.
Perusahaan kini tengah menyiapkan rencana pandanaan baru yang lebih ambisius, yang disebut ’42/42 Plan’. Lewat rencana ini, Strategy menargetkan penggalangan dana sebesar US$ 84 miliar dalam dua tahun ke depan, melalui kombinasi penjualan saham dan surat hutang. Sebelumnya, mereka telah menjalankan rencana serupa bernama ’21/21 plan’, dengan target total dana sebesar US$ 42 miliar.
Di sisi lain, harga saham Strategy (MSTR) telah naik 32 persen sejak awal tahun ini. Dari 13 analis pasar yang mengikuti pergerakan saham ini, 12 menyarankan beli dan hanya satu yang menyarankan jual. Rata-rata target harga saham MSTR kini berada di angka US$ 499,85, yang menunjukkan potensi kenaikan sekitar 30 persen dari posisi saat ini.