AKARTA, 8 Mei 2025 — Analis onchain terkemuka ZackXBT mengungkapkan lonjakan kerugian akibat penipuan rekayasa sosial yang menargetkan pengguna platform kripto Coinbase, dengan nilai pencurian mencapai USD 45 juta (sekitar Rp741,6 miliar) hanya dalam sepekan terakhir.
Dalam laporan yang dikutip dari Cointelegraph, ZackXBT menyebut bahwa penipuan ini merupakan bagian dari pola besar yang berulang dalam beberapa bulan terakhir. Ia mencatat bahwa total kerugian tahunan akibat modus serupa yang dialami pengguna Coinbase telah menyentuh angka USD 330 juta (sekitar Rp5,4 triliun), jauh melampaui kerugian pengguna di bursa kripto besar lainnya.
Modus penipuan melibatkan teknik rekayasa sosial, seperti penyamaran sebagai staf resmi Coinbase, pembuatan situs palsu yang menyerupai platform resmi, serta penggunaan identitas, email, dan nomor telepon palsu untuk mengelabui korban, yang sebagian besar berasal dari kalangan lanjut usia.
Peringatan atas maraknya penipuan ini juga telah dikeluarkan oleh FBI sejak pertengahan 2024. Lembaga itu menyoroti peningkatan penipuan dengan kedok tawaran pekerjaan palsu, serta keterlibatan kelompok peretas yang diduga berafiliasi dengan Korea Utara dalam menyebarkan perangkat lunak berbahaya yang disamarkan sebagai aplikasi pekerjaan atau investasi.
Coinbase sendiri menanggapi laporan ZackXBT dengan merilis panduan perlindungan terhadap serangan rekayasa sosial, sambil mengakui bahwa jenis serangan ini telah meningkat sepuluh kali lipat dalam setahun terakhir dan juga menimpa banyak lembaga keuangan lain.
“Masalah ini tidak hanya terjadi pada Coinbase. Serangan rekayasa sosial kini menjadi ancaman utama bagi pelanggan di seluruh dunia,” tulis Coinbase dalam pernyataan resmi.