Penulis buku keuangan terkenal Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, kembali menyampaikan pandangannya terkait kondisi ekonomi global yang menurutnya tengah berada di ambang krisis besar.
Dalam pernyataan terbarunya, Kiyosaki menegaskan keyakinannya terhadap Bitcoin BTC0.50% sebagai aset pelindung utama di tengah potensi kehancuran pasar saham, inflasi tinggi, dan lemahnya mata uang fiat. Meskipun dirinya juga memiliki investasi di tambang emas dan perak, Kiyosaki menyatakan bahwa keterbatasan pasokan Bitcoin membuatnya jauh lebih unggul dibandingkan aset konvensional.
Bitcoin (BTC) dan Kelangkaan: Alasan Utama Kiyosaki
Dalam unggahan media sosial pada 6 Mei 2025, Robert Kiyosaki menjelaskan bahwa salah satu alasan utama dia memilih Bitcoin dibandingkan emas dan perak adalah karena jumlah Bitcoin yang terbatas secara permanen. Hanya akan ada 21 juta BTC yang beredar, tidak lebih. Hal ini, menurutnya, tidak dapat disamai oleh komoditas seperti emas, perak, atau minyak yang bisa terus diproduksi ulang jika harganya naik.
Kiyosaki menambahkan bahwa meskipun dirinya memiliki tambang emas dan perak serta sumur minyak, kemampuan untuk terus memperluas produksi membuat nilai komoditas tersebut tidak sekuat Bitcoin dari segi kelangkaan. Ia melihat kelangkaan yang tidak dapat dimanipulasi sebagai kekuatan utama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan inflasi yang tinggi.
Prediksi Resesi dan Ketidakpercayaan terhadap Uang Fiat
Beberapa hari sebelum pernyataannya tentang Bitcoin, Kiyosaki mengingatkan kembali isi bukunya Rich Dad’s Prophecy yang dirilis pada 2002. Dalam buku tersebut, ia memprediksi bahwa pasar saham akan mengalami krisis terbesar dalam sejarah. Ia menilai prediksi tersebut kini mulai menjadi kenyataan. Ia juga menyebut bahwa pasar saham, obligasi, dan properti kemungkinan besar akan runtuh dalam waktu dekat.
Dalam pandangannya, jika kehancuran pasar benar-benar terjadi, Federal Reserve dan Departemen Keuangan Amerika Serikat kemungkinan besar akan mencetak triliunan dolar tambahan, yang ia sebut sebagai “uang palsu” (fake money). Ia memperkirakan bahwa pencetakan uang dalam skala besar ini akan memperparah inflasi dan mengikis daya beli masyarakat secara signifikan.
Bitcoin (BTC), Emas, dan Perak sebagai Aset Lindung Nilai
Robert Kiyosaki telah lama mengadvokasi penggunaan aset lindung nilai seperti emas, perak, dan Bitcoin untuk menghadapi gejolak ekonomi. Dalam pernyataannya, ia menyebut bahwa harga perak bisa melonjak dua kali lipat, dari Rp577.185 ($35) menjadi Rp1.154.370 ($70) per ons pada tahun 2026. Ia pun menegaskan bahwa dirinya lebih mempercayai aset seperti emas, perak, dan Bitcoin dibandingkan institusi seperti Federal Reserve dan Departemen Keuangan AS.
Menurut Kiyosaki, ketidakpercayaan terhadap sistem moneter konvensional mendorongnya untuk mencari aset yang tidak dapat diproduksi secara tak terbatas. Bitcoin, dengan karakteristik desentralisasi dan keterbatasan pasokannya, dianggapnya sebagai bentuk perlindungan terhadap inflasi yang disebabkan oleh pelemahan nilai uang fiat.
Pandangan Konsisten di Tengah Volatilitas Pasar Crypto
Terlepas dari volatilitas pasar cryptocurrency, Kiyosaki secara konsisten menyuarakan dukungannya terhadap Bitcoin sebagai instrumen perlindungan keuangan jangka panjang. Ia percaya bahwa Bitcoin tidak hanya menjadi alat investasi, tetapi juga simbol perlawanan terhadap manipulasi sistemik yang dilakukan oleh bank sentral melalui kebijakan moneter ekspansif.
Dalam lanskap ekonomi yang penuh ketidakpastian, pernyataan Kiyosaki merefleksikan pandangan sebagian investor yang mulai melirik crypto, terutama Bitcoin, sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan menyimpan kekayaan dalam bentuk uang tunai atau aset konvensional lainnya.