Liputan6.com, Jakarta – Perusahaan logistik dan garmen asal China, Addentax Group, tengah bersiap melakukan langkah besar dengan rencana pembelian aset kripto senilai USD 800 juta atau setara Rp 13,2 triliun (asumsi kurs Rp 16.519 per dolar AS).
Melansir Cryptonews, Jumat (16/5/2025), rencana ambisius ini diumumkan pada 15 Mei 2025 dan mencakup akuisisi 8.000 Bitcoin serta token bertema seperti TRUMP sebuah memecoin yang sebelumnya menarik perhatian pasar.
Langkah ini mencerminkan upaya Addentax untuk merombak strategi keuangan perusahaan dengan menukar saham biasa kepada para pemegang kripto besar, meski saat ini kesepakatan resmi masih dalam tahap negosiasi.
Dalam keterangannya, perusahaan menyebut telah berdiskusi dengan sejumlah pemegang kripto yang “substansial dan berpengaruh.” Meskipun tidak merinci alokasi dana untuk tiap aset, Addentax menyebut mitra yang tengah diajak bernegosiasi secara kolektif memiliki sekitar 8.000 BTC.
Langkah ini dianggap sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat neraca keuangan melalui aset digital yang memiliki likuiditas tinggi dan dikenal luas.
CEO Addentax, Hong Zhida, mengatakan inisiatif ini mendukung strategi blockchain Perusahaan yang lebih luas dengan memfasilitasi akuisisi potensial aset digital seperti Bitcoin dan memperkenalkan investor strategis dengan pengalaman dalam ekosistem kripto.
“Kami percaya aset digital tertentu yang mapan dapat berfungsi sebagai komponen yang stabil dari kepemilikan jangka panjang Perusahaan, mengingat likuiditasnya dan meningkatnya minat institusional selama beberapa tahun terakhir,” ujar Zhida.
Namun, meski terdengar menjanjikan, pasar merespons dengan skeptis. Saham Addentax turun lebih dari 8% setelah pengumuman, mencerminkan kekhawatiran investor terkait pergeseran bisnis ini.
Tak hanya soal investasi, langkah Addentax juga memicu spekulasi politik. Perusahaan ini beroperasi di sektor logistik lintas negara yang sebelumnya terdampak ketegangan dagang AS-Tiongkok, terutama saat era Presiden Donald Trump.