Jakarta, 30 April 2025 — Berinvestasi di aset kripto kini semakin terjangkau dan potensial, bahkan bagi investor pemula dengan modal terbatas. Dengan sistem fractional, investor bisa memiliki sebagian kecil dari koin bernilai tinggi seperti Bitcoin maupun Ethereum, tanpa harus membeli satu unit penuh.
Kripto dikenal dengan potensi keuntungannya yang tinggi meskipun disertai risiko besar. Selain itu, aset digital ini memungkinkan transaksi global tanpa perantara, dengan kecepatan dan kemudahan yang menarik bagi investor di seluruh dunia.
Secara historis, aset-aset besar seperti Bitcoin, Ethereum, Solana, dan Chainlink telah menunjukkan kinerja positif pada tahun-tahun tertentu, termasuk 2020, 2021, 2023, dan 2024. Tren tersebut kembali berlanjut dalam tujuh hari terakhir. Berdasarkan data dari CoinMarketCap:
- Bitcoin naik 7,45%
- Ethereum naik 12,28%
- Solana naik 6,84%
- Chainlink melonjak 13,8%
Dengan strategi investasi proporsional—40% Bitcoin, 30% Ethereum, 15% Solana, 10% Chainlink, dan 5% stablecoin—dari modal US$1.000 (sekitar Rp16,8 juta), investor bisa meraih profit sekitar US$90,7 atau Rp1,52 juta hanya dalam satu minggu.
Lonjakan ini didorong oleh masuknya dana besar ke ETF Bitcoin Spot. Farside Investors mencatat total inflow sebesar US$3,76 miliar dalam tujuh hari terakhir. Puncaknya terjadi pada 22 April 2025 dengan US$936,5 juta. Terakhir, pada 28 April, inflow tercatat sebesar US$591,2 juta.
ETF milik BlackRock, iShares Bitcoin Trust (IBIT), menjadi kontributor utama dengan inflow mendekati US$1 miliar dalam satu hari, memperkuat dominasi dan menunjukkan minat institusional yang tinggi. Meski beberapa ETF seperti ARKB, FBTC, dan GBTC mengalami outflow, pasar secara keseluruhan tetap menunjukkan tren positif dan peningkatan adopsi terhadap kripto.
Lonjakan harga dan antusiasme terhadap ETF Bitcoin ini memperlihatkan bahwa aset digital semakin diterima sebagai bagian dari portofolio investasi yang sah dan menjanjikan.