Jakarta, 2 Mei 2025 — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat adanya tren penurunan dalam transaksi aset kripto di Indonesia. Sentimen global, terutama terkait kebijakan tarif impor Amerika Serikat, disebut sebagai pemicu utama investor menahan diri dalam melakukan transaksi di pasar kripto.
CEO Indodax Oscar Darmawan menyebutkan bahwa meskipun terjadi pelemahan volume transaksi, performa harga kripto seperti Bitcoin masih menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan aset-aset lainnya. Dalam wawancaranya bersama Anneke Wijaya di program Profit CNBC Indonesia pada Jumat (2/5), Oscar menjelaskan sejumlah faktor yang turut memengaruhi kondisi pasar kripto domestik.
“Saat ini ada beberapa faktor utama yang menekan likuiditas dan aktivitas investor, salah satunya adalah regulasi dalam negeri yang masih kurang ramah bagi pelaku industri,” ujar Oscar.
Oscar menyoroti khususnya soal pajak aset kripto di Indonesia yang dinilai terlalu tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Pajak yang besar tersebut dinilai bisa menghambat pertumbuhan industri kripto lokal dan membuat investor beralih ke platform luar negeri yang lebih kompetitif dari sisi regulasi.
“Untuk mendukung inovasi dan menarik investasi, kita butuh ekosistem yang kompetitif secara global. Artinya, pajak dan regulasi harus menyesuaikan agar investor dan pelaku industri tidak pindah ke luar,” tambahnya.
Masa Depan Kripto di Tengah Perang Dagang dan Hambatan Regulasi
Oscar juga menyampaikan bahwa perang dagang global, terutama antara Amerika Serikat dan Tiongkok, menciptakan ketidakpastian yang turut berdampak pada pasar kripto. Investor global cenderung bersikap wait and see, sehingga mempengaruhi likuiditas secara keseluruhan.
Namun demikian, Oscar tetap optimistis terhadap masa depan industri aset digital di Indonesia. Ia menyebutkan pentingnya dukungan dari pemerintah, terutama dalam hal revisi pajak dan percepatan adopsi teknologi blockchain.
“Indonesia punya potensi besar untuk menjadi pusat ekonomi digital, termasuk kripto. Tapi itu hanya bisa tercapai kalau ada dukungan nyata dari regulator untuk mendorong inovasi, bukan membebaninya,” tuturnya.
Oscar mengajak semua pihak—pemerintah, regulator, dan pelaku industri—untuk duduk bersama dan merumuskan kebijakan yang sehat demi mendorong pertumbuhan pasar kripto Indonesia ke arah yang lebih maju.