Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewanti-wanti publik agar tidak terjebak pada modus penipuan berkedok investasi internasional. Pasalnya iklan investasi bodong ini kerap kali mencatut tokoh fiktif dalam sejumlah penawaran yang dilakukan.
Lantas, bagaimana membedakan modus penipuan berkedok investasi internasional ini?
Dikutip dari akun Instagram resmi yang dikelola OJK @kontak157, terdapat beberapa modus penipuan dengan embel-embel investasi. Sedikitnya ada enam modus yang kerap kali dilakukan para penipu.
Pertama, korban akan dipancing melalui iklan yang mencatut tokoh palsu melalui penawaran edukasi saham di media sosial. Dalam penawaran tersebut, seringkali iklan memuat sosok konsultan investasi terkenal.
Kedua, seringkali penipuan investasi memasukkan korban ke dalam grup dan diberi akses login aplikasi bodong. Grup ini biasanya ada di WhatsApp atau Telegram, kemudian korban diminta untuk mengunduh aplikasi melalui tautan. Di dalam aplikasi itu memuat rekomendasi saham di platform trading fiktif milik pelaku.
Ketiga, para pelaku biasanya membangun kepercayaan dengan engagement serupa likes and share. Setelahnya, pelaku biasanya memberikan bonus pulsa atau uang tunai yang ditransfer untuk mendukung konsultan investasi dalam sebuah kompetisi fiktif.
Keempat, pelaku biasanya meminta korban untuk melakukan top-up dan investasi bersama. Dalam kondisi ini, korban yang melakukan setoran uang berdalih pembelian saham dengan penjelasan keuntungan. Kemudian pelaku akan mencairkan keuntungan tersebut di awal untuk membangun kepercayaan korban.
Kelima, korban akan terjebak untuk terus melakukan top-up secara terus menerus. Korban akan diminta setor lebih besar untuk investasi saham initial public offering (IPO) internasional. Pelaku juga akan meminjamkan uang secara cuma-cuma untuk memenuhi IPO bodong tersebut.
Terakhir, korban tidak akan bisa menarik uang. Dalam kondisi ini, pelaku akan memberikan alasan bahwa perlu pelunasan dana talangan terlebih dahulu untuk melakukan pencairan. Pada akhirnya, uang korban tidak dapat diambil sama sekali.
“Oknum semakin canggih dan lihai dalam menjalankan aksinya. Perhatikan kembali mekanisme modus di atas agar kamu lebih aware terhadap penipuan di sekitarmu,” tulis unggahan @kontak157, dikutip Rabu (2/4).