Kripto terbesar nomor 1 didunia yaitu BTC baru saja mencetak sejarah baru dengan mencapai harga yang fantastis USD99 yang setara Rp 1,5 miliar lebih. Hal ini terjadi pada hari Jumat 22 November 2024, Dengan ini kapitalisasi pasar Bitcoin melewati angka USD 1,9 Triliun menjadikan aset terbesar ketujuh di dunia.
Penyebab Utama Kenaikan Harga Bitcoin
- Dukungan Kebijakan Pro-Kripto: Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS 2024 memberikan dampak positif bagi pasar. Trump diisukan akan menerapkan kebijakan yang mendukung kripto, termasuk rencana menjadikan Bitcoin sebagai cadangan aset nasional. Pertemuan antara CEO Coinbase, Brian Armstrong, dan Trump juga menambah keyakinan terhadap regulasi yang lebih kuat di industri ini.
- Peluncuran ETF Bitcoin oleh BlackRock: Produk iShares Bitcoin Trust (IBIT) yang diluncurkan oleh BlackRock mencatatkan nilai perdagangan mencapai USD 1,9 miliar pada hari pertama. Langkah ini menandakan semakin kuatnya integrasi aset digital dengan sektor keuangan tradisional, yang pada gilirannya meningkatkan kepercayaan investor terhadap Bitcoin.
- Inisiatif dari Perusahaan Besar: Peluncuran platform aset digital oleh Goldman Sachs dan laporan mengenai akuisisi Bakkt oleh Trump Media and Technology Group semakin menambah optimisme di pasar.
Saat ini terdapat sejumlah negara yang menggunakan Bitcoin sebagai alat pembayaran. Namun tercatat hanya ada dua negara yang resmi menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.
El Salvador merupakan negara pertama yang secara resmi mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran sah. Keputusan ini diberlakukan pada 2021 di bawah kepemimpinan Presiden Nayib Bukele. Selain itu, pemerintah El Salvador menyediakan platform untuk konversi langsung Bitcoin ke dolar AS demi meminimalkan risiko volatilitas.
Selain itu, Afrika Tengah juga mengadopsi Bitcoin menjadi mata alat pembayaran. Hal ini cukup mengejutkan dan membingungkan dunia kripto karena masih banyak beberapa negara dengan ekonomi terbesar dunia masih waspada dengan risiko dari aset digital tersebut.
Peresmian Republik Afrika Tengah menggunakan Bitcoin sebagai alat pembayaran juga cukup membingungkan dunia cryptocurrency dan mendorong kehati-hatian dari IMF yang selama ini telah memberikan pengumuman soal risiko dari adopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran.