Bitcoin (BTC) masih berada di atas angka enam digit, dan perhatian pasar kini tertuju pada satu pertanyaan besar, yakni apakah Bitcoin akan menembus rekor tertinggi sebelumnya di US$ 109.114 yang dicetak Januari lalu?
Melansir dari u.today, CEO Blockstream Adam Back menyebut harga Bitcoin saat ini ‘terlalu rendah dan aneh’, bahkan ia memprediksi bisa melonjak hingga US$ 500.000, bahkan US$ 1 juta per koin di siklus empat tahunan ini. Sementara itu, analisis kripto Ali Martinez di media sosial X memproyeksikan puncak pasar berikutnya bisa menyentuh US$ 120.000, asalkan support US$ 90.000 tetap terjaga.
Target US$ 120.000 Butuh Pondasi Kuat di US$ 90.000
Dengan harga saat ini di kisaran US$ 102.901, target US$ 120.000 merepresentasikan potensi kenaikan sebesar 16 persen. Ali menekankan bahwa US$ 90.000 adalah level kunci yang akan menentukan apakah Bitcoin melanjutkan reli atau justru kembali melemah.
Namun, sejak 9 Mei harga Bitcoin cenderung bergerak sideways antara US$ 100.703 dan US$ 105.787 menandakan fase konsolidasi setelah reli. Akis ambil untung masih terjadi, dan saat artikel ini ditulis, harga BTC tengah mengalami penurunan 0,75 persen dalam 24 jam terakhir, dipengaruhi oleh tekanan jual di sesi Sabtu pagi dan likuidasi kripto sebesar US$ 300 juta secara keseluruhan.
Zona Akumulasi Kristis
Menurut laporan dari Glassnode, zona antara US$ 93.000 dan US$ 95.000 saat ini menjadi wilayah akumulasi utama, sejalan dengan rata-rata harga beli pemegang jangka pendek selama 30 hari terakhir. Zona ini di prediksi akan menjadi support kuat dalam skenario penurunan harga jangka pendek, menandakan minat beli yang masih hisup di kalangan investor.
Jika Bitcoin mampu mempertahankan dukungan teknis ini, peluang untuk menembus rekor dan menyasar US$ 120.000 tetap terbuka lebar. Namun, jika level ini jebol, reli bisa tertunda lebih lama dari yang di perkirakan.